Agama dan Sains

Dalam sebuah parjalanan manusia, kita telah sejak lama terlibat dalam permainan cari mencari yang abadi, dalam permainan itu antara akal dan kepercayaan saling silih berganti sebagai sasaran pencarian. Kebutuhan kita untuk mempercayai dan kemampuan kita untuk berpikir jarang sekali mencapai titik perimbangan, padahal hanya dengan cara demikianlah wujud keberadaan manusia dapat memperoleh ketenangan btiniah. Oleh karena itu dalm hal ini membahas mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kepercayaan (agama) dan masalah-masalah yang berhubungan pada akaln pikiran manusia yang lebih khususnya mengenai sains Yang keduanya melengkapi kebutuhan hidup manusia.

B.   Rumusan Masalah
1.Apa agama itu?
2.Apa sains itu?
3.Apa persamaan dan perbedaan sains dan agama?

C. Tujuan
     1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan agama.
      2. mengetahui apa yang dimaksud dengan sains.
      3. mengetahui persamaan dan perbedaan antara sains dan agama.








BAB II
PEMBAHASAN
A.   AGAMA
1. Pegertian Agama
Pengertian tentang agama sangatlah banyak, namun Harun Nasution mendefinisikan agama sebagai berikut:
a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi
b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
c. Mengikatkan diri pada suatu bentuka hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.
f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada kekuatan yang gaib
g. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemahdan pesrasaan takut terhadap kekuatan misteriusyang terdapat dalam alam sekitar manusia.
h. Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.
Agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi dengan-Nya. Pokok pembahasan yang dibahas dalam agama adalah eksistensi Tuhan, manusia, serta hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Agama memang mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai penagruh besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal dari suatu kekuatanyang lebih tinngi dari manusia. Satu kekuatan gaib yang dapat ditangkap oleh panca indra.
Aktivitas agama itu sendiri mencakup kepada: ketaaatn dan kecintaan terhadap Tuhan, penerimaan wahyu yang supranatural, kepercayaan kepada jiwa, kebaktian, pemisahan antara yang sakral dengan profane pengorbanan, perasaan diosa dan menyesal serta pencarian keselamatan.
Agama tidak hanya sekedar agama, melainkan untuk diterapkan daam kehidupan dan segala aspeknya. Dalam agama, harus ada perealisasian dalam kehidupan manusia dengan mematuhi ajaran agama yang telah dianut manusia tersebut sehingga manusia yang memang benar-benar mematuhi jaran agam akan mendapatkan balasannya kelak nanti di akhirat. Pengetahuan dan kebenaran agama dapat dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori-teori dalam kehidupan. Pengetahuan dan kebenaran agam a yang berisikan kepercayaan dan nilai-nilai dalamkehidupan, dapat dijadikan sumber dalam menentukan tujuan dan paradigma hidup manusia, dan sampai pada perilaku manusia itu sendiri.
2. Ciri-ciri agama
Ciri-ciri agama adalah sebagai berikut:
  • Agama merupakan suatu sistem keimanan atau keyakinan terhadap eksistensi sesuatu yang absolut (mutlak) di luar diri manusia yang merupakan Causa-prima atau penyebab pertama dari pada segala sesuatu termasuk dunia itu dan segala isinya.
  • Agama merupakan satu sistem ritual atau peribadatan atau penyembahan dari manusia kepada sesuatu yang diberi predikat yang absolut (mutlak) atau causa prima itu.
  • Agama merupakan suatu sistem nilai (value system) atau sistem norma atau kaidah yang menjadi pola hubungan manusiawi antara sesama manusia dan pola hubungan dengan ciptaan lainnyas dari yang absolut (mutlak) atau causa-prima itu dengan yang seirama dengan tauhid
  • Agama memiliki kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib, kudus Maha Agung, dan pencipta Alam semesta (Tuhan).
  • Manusia melakukan hubungan dengan hal-hal tersebut di atas, dengan melakukan berbagai cara, seperti dengan mengadakan upacara-upacara eitua, pemujaan, pengabdian dan do’a.
  • Agama memiliki suatu ajaran (doktrin) yang harus di jalankan oleh setiap pemeluknya.
3. Manfaat Agama
 Terlepas dari pada berbagai bentuk ataupun tipe agama, manusia di dunia akan menjadi penganut atau pengikutnya yang setia. Karena menurut kepercayaan manusia telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi kehidupannya, yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun akal, seperti halnya menguji ilmu dan filsafat, karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan.
Menurut Hocking, agama merupakan obat dari kesukaran, dan kekhawatiran yang dihadapi manusia , sekurang-kurangnya meringankan kehawatiran dari kesukaran yang dialami manusia tersebut. Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar (jagat raya), karena ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Agama menjadi suatu lembaga yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan membayangkannya sebagai suatu tuntutan yang kosmis.
 Selain itu juga manusia merupakan makhluk yang berpotensi memiliki agama, buktinya dilihat dari bukti historis dan antropologis. Melalui bukti historis dan antropologis kita mengetahui bahwa pada manusia primitive yang kepadanya tidak pernah datang informasi mengenai Tuhan, ternyata mereka mempercayai adanya Tuhan, sungguhpun Tuhan yang mereka percayai itu terbatas pada daya khayalnya. Oleh karena itu agama merupakan suatu kebutuhan yang dapat lahir begitu saja.
Tujuan akhir dari agama bagi manusia adalah mengembalikan manusia kepada keadaan sebelum ia ada, dan ini melibatkan upaya pencarian identitas dan nasib terakhirnya, dengan melakukan perbuatan yang benar (amal shaleh). “Kembali” dalam hal ini adalah hidup itu sendiri, yang mencakup pencarian ilmu yang benar, pemahaman terhadap tanda-tanda dan lambang-lambang tuhan yang tertulis dalam ktab alam tabi’i (alam lahiriyah di sekitar kita, tempat manusia hidup), dengan menggunakan cahaya petunjuk firman-Nya dan yang ditfsirkan oleh manusia suci utusan-Nya.
B.   Sains
1.      Pengertian Sains
Berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari sains adalah “pengetahuan yang diperolehmelalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena – fenomena yang terjadi di alam.
Sains adalah pengetahun yang logis dan didukung oleh bukti empiris, namun pada dasarnya pengetahuan sains tetaplah suatu pengatahuan yang berdasarkan pada bukti nyata (bukti empiris). Dalam bentuknya yang baku pengetahuan sains itu mempunyai paradigma dan metode tertentu. Paradigmanya dapat dikatakan paradigma positif (positivistic paradigm) dan metodenya disebut metode ilmiah (scientific method). Formula utama dalam pengetahuan Sains adalah “Buktikan bahwa itu logis dan tunjukkan bukti empirisnya”.
Banyak masyarakat beranggapan bahwa sains itu hanya berkaitan dengan hal-hal yang dapat dibuktikan secara alamiah. Satu sis penting sains modern sejak dekade 30-an adalah munculnya kesadaran bahwa sains tidak mengenal adanya kebenaran mutlak. Karena satu hal yang sangat mendasar yang ditekankan di sini adalah bahwa seorang ilmuwan tidak boleh sekali-sekali menyatakan bahwa teorinya itu benar secara mutlak. Satu sains lainnya yang juga sangat mendasar adalah bahwa tanpa menghiraukan serangkaian percobaan yang telah berhasil dilakukannya, apabila terdapat pengujian yang secara sah terbukti menunjukkan bahwa teori tersebut salah, maka seluruh bangunan teoritis itu menjadi runtuh.
2.      Ciri-Ciri Sains
adapun ciri-ciri sains itu diantaranya:
·         Analitis; memeriksa semua gejala melalui unsur terkecilnya untuk memperoleh gambaran senyatanya menurut bagiannya dengan menggarap salah satu lapanga pengetahuan seagai objek formulanya.
·          Menekankan fakta untuk melukiskan obyeknya; netral dan mengabstrakkan faktor keinginan dan penilaian manusia.
·         Memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi
·         Menggunakan metode eksperimen yang terkontrol sebagai cara kerja dan sifat terpenting; menguji sesuatu dengan berdasarkan penginderan.
3.      Manfaat sains
Dalam kehidupan manusia sians diidentikan dengan penelitian-penelitian yang memberikan manfaat yang sangat besar dalam kehidupan manusia itu sendiri. Karena dengan adanya sains membuat peradaban manusia menjadi lebih maju. Dengan munculnya teknologi membuat manusia ingin lebih mengembangkan adanya teknologi tersebut dengan mengadakan penelitian-penelitian demi kelangsungan hidup manusia yang lebih baik.
C.   Sains dan Agama
Sains dan agama, merupakan dua entitas yang sama-sama telah mewarnai sejarah
kehidupan umat manusia. Sebab, keduanya telah berperan penting dalam membangun
peradaban. Dengan lahirnya agama,tidak saja telah menjadikan umat manusia memiliki iman,tapi hal lain yang tidak bisa dipandang sebelah mata adalah terbangunnya manusia yang beretika, bermoral dan beradab yang menjadi pandangan hidup bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia.
Sementara sains dengan puncak perkembangan yang telah dicapai, juga telah menjadikan kemajuan dunia dengan berbagai penemuanyanggemilang.Tetapi, sepanjang sejarah ke hidupan umat manusia itu pula, hubungan sains dan agama tak bisa dikata selaluharmonis. Dengan kata lain, dalam perdebatan mengenai hubungan sains dan agama, tidak selalu membangun simpul kesepakatan. Selalu ada ruang kosong yang itu merupakan ruang debat yang tak sekadar simpel dan sederhana, melainkan juga amat membingungkan dan bahkan membuat "pusing" kepala.Memang, harus diakui bahwa "nasib"agama dikhawatirkan bisa terancam dengan kemunculan sains yang seolah menyerang agama habis-habisan.Kendati demikian, tetaplah muncul pula sebuah harapan akan peranan sains dalam menyingkirkan unsur-unsur"takhayul" dalam ajaran agama dan dengan itu bisa membantu agama tetap eksis "dipeluk" umat manusia karena bersifat rasional.
Dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai prsamaan dan perbedaan sain dan agama.
  1. Persamaan Agama dan Sains
Antara sains dan agama tentunya terdapat persamaan-persamaan diantaranya:
v  Keduanya merupakan sumber atau wadah kebenaran (obyektifitas) atau bentuk pengetahuan.
v  Dalam mencari bentuk kebenaran tersebut masing-masing mempunyai metode, sistem dan mengolah obyeknya sampai habis-habisan.
v  Sains bertujuan mencari kebenaran tentang mikrikosmos (manusia), makrokosmos (alam), dan eksistensi Tuhan atau Allah. Dan agam bertujuan untuk kebahagiaan ummat manusia di dunia akhirat dengan menunjukkan kebenaran asasi dan mutlak itu. Baik itu mengenai manusia alam maupun Tuhan atau Allah itu sendiri.
  1. Perbedaan antara Agama dan Sains
Adapun perbedaan antara agama dan sains antara lain:
v  Sumber kebenaran sains itu berasal dari manusia itu sendiri dalam arti pikiran, pengalaman, dan intuisinya. Sedangkan sumber kebenaran agama dalah dari allah di langit,karena itu bersifat vertikal transdental.
v  Pendekatan kebenaran sains dengan jalan riset pengalaman dan percobaan sebagai tolok ukurnya. Sedangkan pendekatan kebenaran agama dengan berpaling kepada wahyu allah yang dikodifikasikan dalam kitab suci.
v  Sifat kebenaran sains adalah positif (sampai saat ini) dan nisbi (relatif). Sedangkan sifat kebenaran agama adalah mutlak (absolut), karena bersumber dari Dzat Yang Maha Benar, Maha Mutlak, Maha Sempurna, Maha Bijaksana, yaitu; Allah.
v  Tujuan sains hanyalah bersifat teoritis dan umumnya pengalamnnya untuk tujuan ekonomi praktis atau untuk kenikmatan jasmani manusia. Sedangkan tujuan agama adalh kedamian, keridhaan, keselamatan dalam Islam istilahnya: “salam” seperti ucapan Allah pada ahli surga di akhirat.
D.   Pandangan Agama dan  Sains
  1. Pandangan Agama dan Sains menurut Barat
Dalam pikiran kebanyakan orang barat, terdapat penekanan yang berlebih-lebihan pada pembagian antara pendekatan agama dan sains dalam mengungkapkan alam semesta. Agama sering dikatakan sebagai “dibuat-buat”, sementara pendekatan sains sebagai yang nyata dan benar-benar adanya. Ironisnya, sekalipun mereka telah menolak agama formal dan tradisi, namun terdapat ketertarikan terhadap supernatural, khususnya ketika sains fiktif berada di dalamnya. Mereka sering kali menerima bukti dari tangan kedua atau ketiga tentang pesawat piring UFO, akan tetapi meragukan bukti keberadaan Tuhan. Bukti ilmiah menjadi satu-satunya hal yang isa diterima. Memang cukup mengejutkan, mereka berkesimpulan bahwa letak masa depan kemanusiaan bukan berada di mesjid, candi, ataupun gereja, melainkan di labolatorium. Pelajar muslim di dunia barat sangat rapuh dan rentan menghadapi serangan pengaruh intelekual yang naif seperti ini. Persoalannya jelas dan tidak bisa diabaikan begitu saj.
  1. Pandangan agama an sains menurut islam
Dari sudut pandang islam, pengajaran sains tidak menerapkan pandangan “umum” yang menyesatkan karea hal ini akan memperkuat sarjana dualisme barat atara pola berpikr ilmiah dan keagamaan. Karena menurut Islam tanpa adanya pengajaran sains yan terencana secara hati-hati maka seseorang dengan sendirinya akan menerapkan bentukan pemikiran sekuler ysng berlaku selama ini dan menerima pendapat adanya pertentangan antara sains dan agam. Begitu kuatnya bentukan sekuler itu dalam sistem pendidikan modern sehingga jika ada seorang murid sains di saat menjelaskan teori evolusi (proses seleksei alam) menolak untuk membahas masalah ciptan, maka sebagian besar siswa akan secara otomatis beranggapan bahwa evolusi telah mengganti ciptaan. Ini merupakan persoalan mendasar di masyarakat yang secara tajam membedakan antara persoalan agama dengan persoalan negara

Jangan di Copas saya tidak bisa memberikan referensinya silahkan baca saja dan cari sumber yang lebih tepat sobat.

Label dari