Google Hadirkan Android Bentuk Jam Tangan

Kabar baik untuk para pecinta berat  Google. Raksasa Search Engine atau mesin pencari dikabarkan telah bekerjasama dengan Modify Watch untuk menghadirkan beberapa jam tangan dengan desain yang terinspirasi oleh Google. Google Bekerjasama dengan Modify Watch menghadirkan android dalam bentuk jam tangan.


Rencananya, jam tangan ini nantinya akan tersedia dalam tiga desain, Anda dapat memilih desain Chrome, Android atau Google. Kini semua varian jam tangan Google tersebut sudah tersedia di Google Store. Jam-jam tersebut memiliki fitur analog dengan tali gelang yang yang mudah diganti sesuai dengan suasana hati Anda. Anda bisa menyesuaikan warna tali jam tangan dengan pakaian yang anda pakai. Bahkan Google menjual tali jam tangan alternatif sebagai tambahan warna untuk jam tangan ini.

Belajar Ngetik Dengan 10 Jari

Berikut aturan jari-jari tangan yang harus anda biasakan.

  • Tangan kiri
  1. Jari kelingking : hanya untuk huruf Q, A, Z dengan peletakkan posisi awal jari kelingking di huruf A
  2. Jari manis : hanya untuk huruf W, S, X dengan peletakkan posisi awal jari manis di huruf S
  3. Jari tengah : hanya untuk huruf E, D, C dengan peletakkan posisi awal jari tengah di huruf D
  4. Jari telunjuk : hanya untuk huruf R, F, V, T, G, B dengan peletakkan posisi awal jari telunjuk di huruf F
  5. Ibu jari : hanya untuk spasi
  • Tangan Kanan
  1. Ibu jari : hanya untuk spasi
  2. Jari telunjuk : hanya untuk huruf Y, H, N, U, J, M dengan peletakkan posisi awal jari telunjuk di huruf H
  3. Jari tengah : hanya untuk huruf I K (koma) dengan peletakkan posisi awal jari tengah di huruf K
  4. Jari manis : hanya untuk huruf O L (titik) dengan peletakkan posisi awal jari manis di huruf L
  5. Jari kelingking : hanya untuk huruf P (titik koma), (garis miring) dengan peletakkan posisi awal jari kelingking di tanda : (titik dua)
Sebenarnya, mengetik dengan 10 jari tergantungan kebiasaan kita saja. kalau sudah terbiasa sambil merempun jadi seperti kita ngetik sms saja.

    Desain Pembelajaran Berbasis TI


    Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat pesat, menurut catatan www.internetworldstats.com/ saat ini ada satu milyard pengguna internet di dunia. Penetrasi internet di Asia adalah 10%, sedangkan di Amerika mencapai 67%. Indonesia menduduki urutan ke 13 pengguna internet dunia dengan jumlah pengguna internet tahun 2006, sebanyak 18 juta orang. Angka itu mencapai 10 kali lebih besar dibanding lima tahun lalu. Tidak berlebihan apabila ada yang mengatakan bahwa TIK membawa gelombang baru menuju perubahan besar dalam sejarah kebudayaan manusia.

    Tinsiri memberi perumpamaan yang sangat baik dalam menghadapi perkembangan TIK. Ia mengatakan, apabila TIK tersebut diibaratkan arus badai, maka setidak-tidaknya ada tiga kemungkinan sikap kita menghadapinya, yaitu mencoba bertahan melawan arus, hanyut terbawa arus, atau memanfaatkan arus. Dalam perumpamaan ini, sikap yang paling tepat adalah yang terakhir, memanfaatkan arus sebagai sumber energi. Demikian pula dalam dunia pendidikan. Arus TIK telah masuk ke dunia pendidikan. Hadirnya TIK di sekolah, di ruang kelas, di rumah, bahkan di kamar tidur siswa, tidak lagi dapat dibendung. Hadirnya TIK bukan lagi sebuah pilihan, kita memilih ataupun tidak, era TIK telah hadir.

    TIK mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, stidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa pengertian desain pembelajaran berbasis teknologi informasi?

    2. Bagaimana konsep umum desain bahan ajar berbasis teknologi?

    3. Apa saja unsur-unsur desain bahan ajar?

    C. Tujuan Masalah

    1. Untuk mengetahui pengertian desain pembelajaran berbasis teknologi informasi.

    2. Untuk mengetahui bagaimana konsep umum desain bahan ajar berbasis teknologi.

    3. Untuk mengetahui unsur-unsur desain bahan ajar.

    BAB II

    DESAIN BAHAN AJAR BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

    A. Pengertian Desain Dan Bahan Ajar

    1. Pengertian Desain

    Penggunaan istilah design atau desain bermula dari gambar teknik arsitektur (gambar potong untuk bangunan) serta diawal perkembangan, istilah desain awalnya masih berbaur dengan seni dan kriya. Dimana, pada dasarnya seni adalah suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni yang cenderung fokus pada nilai estetis dan pemaknaan secara privasi. Sedangkan desain memiliki pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar industri secara massa, yang memang pada realitanya pengertian desain tidak hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, namun juga dalam bidang teknologi, rekayasa, dan lain-lain.

    Desain secara etimologi, istilah Desain berasal dari beberapa serapan bahasa, yaitu kata "designo" (Itali) yang secara gramatikal berarti gambar yang bermakna.

    Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk "Century 21 Broker Properti Jual Beli Sewa Rumah Indonesia" menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.

    Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses pembelajaran.

    2. Pengertian Bahan Ajar

    Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

    Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai :

    1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.

    2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.

    3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

    Dari pembahasan singkat diatas, desain bahan ajar berbasis teknologi dapat disarikan mmenjadi seperangkat materi yang disusun secara sistematis dengan menggunakan fasilitas teknologi dan informasi sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

    B. Desain Bahan Ajar

    1. Software Bahan Ajar

    Teknologi selalu mencakup hardware dan software. Hardware akan berguna apabila tersedia software di dalamnya, demikian pula sebaliknya software baru akan dapat bermanfaat apabila ada hardware yang menjalankannya.
    Software dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu software operating sistem (OS), software aplikasi, dan software data atau konten. OS adalah software yang berfungsi sebagai sistem operasi, seperti DOS, Windows, Linux, dan Unix. Aplikasi adalah software yang digunakan untuk membangun atau menjalankan proses sesuai dengan perintah-perintah pemrograman, misalnya office, LMS, CMS, dan lain-lain. Sedangkan data atau bahan ajar termasuk ke dalam kelompok software konten, misalnya bahan ajar baik berupa teks, audio, gambar, video, animasi, dan lain-lain.

    Dalam pengertian yang paling sederhana, suatu proses belajar akan terjadi apabila tersedia sekurang-kurangnya dua unsur, yakni orang yang belajar dan sumber belajar. Sumber belajar mencakup orang (nara sumber), alat (hardware), bahan (software), lingkungan (latar, setting), dan lain-lain. Bahan ajar adalah salah satu jenis dari sumber belajar. Bahan belajar merupakan elemen penting dalam elearning. Tidak ada elearning tanpa ketersediaan bahan belajar. Untuk itu, maka kemampuan seorang guru dalam mengembangkan bahan belajar berbasis web menjadi sangat penting.

    2. Jenis Bahan Ajar

    Bahan ajar adalah segala bentuk konten baik teks, audio, foto, video, animasi, dan lain-lain yang dapat digunakan untuk belajar. Ditinjau dari subjeknya, bahan ajar dapat dikatogorikan menjadi dua jenis, yakni bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar dan bahan yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar. Banyak bahan yang tidak dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan untuk belajar, misalnya kliping koran, film, sinetron, iklan, berita, dan lain-lain. Karena sifatnya yang tidak dirancang, maka pemanfaatan bahan ajar seperti ini perlu diseleksi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

    Bahan belajar yang dirancang adalah bahan yang dengan sengaja disiapkan untuk keperluan belajar. Ditinjau dari sisi fungsinya, bahan ajar yang dirancang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
    1. Bahan presentasi.
    2. Bahan referensi.
    3. Bahan belajar mandiri.

    Sedangkan ditinjau dari media, bahan ajar dapat kelompokkan menjadi bahan ajar cetak, audio, video, televisi, multimedia, dan web. Sekurang-kurangnya ada empat ciri bahan ajar yang sengaja dirancang, yakni:
    1. adanya tujuan yang jelas
    2. ada sajian materi
    3. ada petunjuk belajar
    4. ada evaluasi keberhasilan belajar.
    3. Bahan Ajar Berbasis Web.

    Sebagaimana sebutannya, bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar on line. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni;

    1. menyajikan multimedia.
    2. menyimpan, mengolah, dan menyajikan infromasi hyperlink.

    Karena sifatnya yang on line, maka bahan ajar berbasis web mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan karakteristik web itu sendiri. Salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah adanya fasilitas hyperlink. Hyperlink memungkinkan sesuatu subjek nge-link ke subjek lain tanpa ada batasan fisik dan geografis, selama subjek yang bersangkutan tersedia pada web. Dengan adanya fasilitas hyperlink maka sumber belajar menjadi sangat kaya. Search engine sangat membantu untuk mencari subjek yang dapat dijadikan link.

    4. Unsur-unsur Bahan Ajar

    Bahan ajar setidak tidaknya harus memiliki enam unsur, yaitu mencakup:
    1. Tujuan.
    2. Sasaran.
    3. Uraian.
    4. Materi.
    5. Sistematika.
    6. Sajian.
    7. Petunjuk belajar.
    8. Evaluasi.

    Sebuah bahan ajar harus mempunyai tujuan. Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan terukur mencakup kriteria ABCD (audience, behavior, criterion, dan degree). Sasaran perlu dirumuskan secara spesifik, untuk siapa bahan relajar itu ditujukan. Sasaran bukan sekedar mengandung pernyataan subjek orang, Namun juga harus mencakup kemampuan apa yang menjadi prasyarat yang harus sudah mereka kuasai agar dapat memahami bahan ajar ini.

    5. Langkah-langkah Pengembangan

    Secara makro, pengembangan bahan ajar mencakup langkah-langkah analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Secara mikro, langkah-langkah pengembangan bahan ajar berbasis web dimulai dari penentuan sasaran, pemilihan topik, pembuatan peta materi, perumusan tujuan, penyusunan alat evaluasi, pengumpulan referensi, penyusunan bahan, editing, upload, dan testing.

    6. Penentuan Sasaran

    Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sebuah bahan ajar adalah menentukan secara jelas siapa sasaran bahan ajar tersebut. Di dalam kelas konvensional, sasaran telah sangat terstruktur, misalnya siswa kelas dua SMA semester pertama. Pernyataan tersebut telah mengandung indikasi yang jelas tentang siapa mereka, kemampuan apa yang harus mereka kuasai, serta di mana kedudukan bahan belajar yang akan disajikan dalam keseluruhan kurikulum sekolah. Demikian pula pada penyusunan bahan belajar berbasis web sasaran harus dicantumkan secara spesifik.

    7. Pemilihan Topik

    Setelah sasaran ditentukan, langkah selanjutnya adalah memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan sasaran tersebut. Pemilihan topik dapat dilakukan dengan pertimbangan, antara lain; materi sulit, penting diketahui, bermanfaat, merupakan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum banyak diketahui, atau bahasan dari sudut pandang lain, dan lain-lain.

    8. Pembuatan Peta Materi

    Peta materi sangat membantu dalam merumuskan keluasan dan kedalaman materi yang akan dibahas. Membuat peta materi dapat diibaratkan menggambar sebuah batang pohon yang bercabang dan beranting, semakin banyak cabang maka semakin luas bahasan materi. Sedangkan apabila kita menghendaki bahasan yang fokus dan spesifik, maka kembangkanlah bagian ranting-ranting.

    9. Penyusunan Alat Evaluasi

    Setelah merumuskan tujuan, langsung diikuti dengan perumusan alat evaluasi. Alat evaluasi dimaksudkan untuk menjawab dengan cara bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu tujuan itu telah tercapai. Setiap indikator tujuan harus dapat diukur keberhasilannya. Sebuah rumusan tujuan dapat diukur dengan satu butir alat evaluasi. Dapat satu set alat evaluasi mengukur serangkai tujuan. Misalnya kita merumuskan tujuan mampu mengendari sepeda motor, maka alat evaluasi yang mungkin adalah lembar observasi tentang kemampuan mengendarai sepeda motor.

    BAB III

    KESIMPULAN

    Dengan memanfaatkan internet atau teknologi informasi, kita akan dengan sangat mudah memperoleh berbagai informasi dan bahan belajar yang kita perlukan. Sumber belajar pada dunia maya sangat kaya, Selama kita memahami bahasannya, sumber belajar dari berbagai belahan dunia dapat kita peroleh. Dari mana bahan itu datang? Sesungguhnya, kita tidak akan mendapatkan apa-apa kalau tidak ada orang yang menyediakan bahan belajar tersebut di web. Oleh karena itu, pada dunia web, tidak baik kita hanya memposisikan diri sebagai konsumen.

    DAFTAR PUSTAKA

    · Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pembuatan Multimedia Pembelajran Interaktif. Jakarta: 2007.

    · Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pedoman Penyusunan Bahan Ajar. Jakarta: 2006.

    · www.internetworldstats.com.

    Label dari