Korek Api Gas Produk Indonesia

Sebagian orang ada yang berpandangan negatif terhadap produk buatan Indonesia, khususnya berdasarkan  aspek kualitas dan desain. Tetapi Korek Api Gas Fighter Indonesia sangat bersemangat untuk menghapus pandangan negatif tersebut, melalui sejumlah produk yang telah mereka hasilkan selama ini. Dan inilah yang membuat korek Fighter menjadi berbeda, apabila dibandingkan dengan produk korek api gas pada umumnya.
Korek api gas ini memiliki kelebihan yang berbeda dengan yang lain,  yaitu:
  1. Inovasi produk yang berkelanjutan, yang sesuai dengan keinginan dankebutuhan pasar.
  2. Beberapa produk yang bisa digunakan untuk keperluan aktifitas pemasaran dari suatu brand, ataupun aktifitas branding.
    • Printable
    • Dua pilihan warna; hitam dan putih.
  3. Kualitas bara api yang lebih baik.
  4. Tersedia banyak pilihan produk, dengan harga yang bervariatif dan sangat terjangkau.
  5. Korek api gas asli buatan Indonesia.
  6. Telah mendapatkan sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia).
Dengan sejumlah perbedaan tersebut, korek Fighter berkeyakinan bisa sepenuhnya mendapatkan sambutan yang positif di Indonesia, dengan mengusung semangat “turn on the best things”, demi terwujudnya kecintaan bangsa ini terhadap produk-produk buatan dalam negeri. Menjadi dealer ataupun reseller Jika salah satu dari kalian ingin menjadi bagian dari jaringan pendistribusian korek Fighter, sebagai korek api gas buatan Indonsia, kini mereka telah membuka kesempatan itu, yang seluruh informasinya tersedia secara lengkap pada website mereka. 

Perusahan Korek Api Indonesia ini adalah PT. Lintas Cindo Pratama yang bergerak bidang trading khusus korek api gas yang berbasis di Surabaya. Perusahaan ini menjual berbagai macam korek api seperti korek api kompor, pematik gas, korek api bara dan juga korek api senter. Adapun kedepannya adalah mengarah pada pembuatan korek api jenis baru akan terus berinovasi. PT. Lintas Cindo Pratama didirikan oleh oleh Mr John Herryanto dengan tujuan membangun jembatan antara negara dimulai dari Indonesia dengan China dan tidak menutup kemungkinan untuk lebih memperluas jaringan dengan berbagai negara.