Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula
Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula - Tulisan ini adalah diambil dari kitab “Waqafat Fi Tsamaratil Jihad” tulisan Syaikh Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisiy (hafizahullah) no ke 19 yang ditulis secara terpisah.
Sebagai tambahan terhadap waqafat 1-18 yang sudah beliau tulis dan
sebarakan jauh-jauh hari sebelumnya yang sudah diterjemahkan oleh Ustadz
Aman dengan judul “ MERENUNG SEJENAK TERHADAP HASIL-HASIL JIHAD ANTARA
KEBODOHAN TERHADAP SYARI’AT DAN KEBODOHAN TERHADAP REALITA” yang pernah
diterbitkan oleh penerbit Jazera, Solo dengan judul yang sangat buruk
dan tidak mempresentasikan isi buku tersebut dengan judul “MEREKA
MUJAHID TAPI SALAH LANGKAH” padahal buku tersebut sebenarnya adalah buku
yang diakui para mujahidin Afgahnistan dan Irak sebagai buku yang
membantu mengarahkan jihad mereka.
Renungan ke 19 menjabarkan akhlak islam dalam memperlakukan orang
kafir yang tidak menggangu kaum muslimin bahkan justeru membantu kaum
muslimin dan mujahidin tanpa mengusik keyakinan mereka dalam kondisi
tidak ada payung negara islam yang disegani orang-orang kafir. Semoga
tulisan yang diterjemahkan oleh Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdrrahman (fakkalah asrohu) ini bermanfaat untuk para Mujahidin yang sedang berjihad fie sabilillah dan kaum muslimin semuanya. Arrahmah.com menghadirkan tulisan ini agar mencerahkan dan mencerdaskan buat kita semua, insya Allah. Selamat membaca:
***
Renungan Kesembilan Belas
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula”
Saat kami dikucilkan dari alam dan dihalangi dan mendapatkan
kunjungan keluarga, kabar berita dan hubungan dengan dunia luar, saya
tidak melihat dari makhluk di sel isolasi saya itu selain utusan palang
merah, merpati dan burung-burung kecil yang biasa bertengger di atas
teralis besi lobang sel untuk mencari potongan roti yang sering saya
taburkan baginya supaya menghibur kesepian saya dengan bunyi dan
kicauannya.
Dan begitulah pula apa yang dilakukan utusan lembaga internasional
untuk palang merah, di mana kedatangan utusan itu kepada kami
membangkitkan rasa bahagia dan senang, karena ia artinya adalah kabar
baru tentang keluarga, dan surat-surat kerinduan dari orang-orang yang
dicintai sebagaimana ia dalam banyak keadaan berusaha untuk meringankan
tekanan-tekanan yang dilakukan kantor penjara terhadap banyak tahanan,
bahkan kadang kala ia membawakan untuk kami buku-buku yang membuat kami
senang dalam kondisi pengisolasian dan pelarangan buku-buku oleh pihak
penguasa. Dan untuk keadaan saya secara pribadi adalah mendapatkan
posisi khusus dan perhatian dari lajnah (Palang Merah Internasional /
ICRC) dengan sebab lamanya masa pengisolasian yang telah saya jalani di
sel isolasi.
Setiap orang yang mengenal saya dan mengenal kegemaran saya kepada
buku dan bacaan akan mengetahui bahwa hukuman terbesar terhadap saya di
dalam penahanan adalah penghalangan saya dari hal itu, dan kantor
penjara pun mengetahui baik hal itu dan melakukannya terhadap saya, di
mana mereka menghalangi saya dari buku-buku atau mempersulitnya terhadap
saya atau merampasnya di saat buku-buku itu ada karena sebab hal
sepele, maka utusan ICRC pun mengerahkan upaya mereka untuk melepas
pemboikotan ini dari saya dengan kejujuran yang tidak akan saya lupakan
bagi mereka, dan mereka mencoba dengan berbagai kemampuan dan fasilitas
mereka untuk memecahkannya, dan di awal-awal mereka berhasil setelah
susah payah dari memasukan majalah “Insani” yang menginduk kepada lajnah
dan yang terbit per pasal, maka itu adalah awal penglihatan kami
terhadap dunia luar yang terjauhkan dari kami walau dari celah
isyarat-isyarat yang tercecer di dalam berita-berita dan
kegiatan-kegiatan ICRC (INTERNATIONAL COMMITTEE of The RED CROSS), dan
tidak akan menghargai kadar hal ini kecuali orang yang telah merasakan
apa yang kami rasakan, sehingga kami selalu menunggu dengan kerinduan
kepada Majalah ini walaupun sedikitnya info-info dunia di dalamnya,
karena ia bukan buletin pemberitaan, namun buletin yang memperkenalkan
kegiatan-kegiatan lembaga ini, akan tetapi pengisolasian yang kami alami
itu menjadikannya sebagai buletin pemberitaan utama dan satu-satunya
tentunya bagi kami.
Kemudian upaya-upaya utusan lajnah itu terus beruntun, sehingga
mereka berhasil memasukan buku-buku kecil lajnah dan buletin-buletinnya
yang beraneka ragam seperti buku Un Souvenir The Solferino (Mengenang
Tragedi Solferino) milik Jean Henry Dunant, dan Al Qanun Ad Dauli Al
Insani fil Islam serta yang lainnya dari terbitan-terbitan Lajnah dan
Buletin-Buletinnya. Kemudian setelah usaha keras dan terus menerus
akhirnya Lajnah berhasil memasukan 100 buku yang bermacam-macam yang
dengannya ia memecahkan pengisolasian kami, dan darinya saya membuat
perpustakaan penjara yang dipinjam secara bergantian oleh para napi
setelah pelarangan yang lama terhadap buku-buku.
Dan ini adalah sebagian nama kitab-kitab yang dihadiahkan oleh ICRC sebagai perpustakaan bagi narapidana:
- Tafsir Ibni Katsir
- Shahih Muslim
- Shahih Al Bukhari
- Daulatul Murabithin
- Tarikh Al Andalus (Copian)
- Tarbiyatul Aulad fil Islam
- Qashashul Anbiya
- Shuwar Min Hayatish Shahabah
- Shuwar Min Hayatit Tabi’in
- Laa Tahzan Innallaha Ma’anaa
- Fi Wujdanil Qaryah
- Al Yaumul Mau’ud
- Ath thibb An Nabawiy
- Hubbii Ya Riihal Iman
- Shina’atul Qa’id
- Rihlatun Najah
- Al Harbul ‘Alamiyyah Al Ula Wats Tsaniyah..
Dan buku-buku lainnya dalam daftar yang panjang dan beraneka ragam...
Orang yang mengamati buku-buku ini adalah mengetahui kesalahan
prasangka banyak orang yang meyakini bahwa lembaga ini melakukan
kegiatan-kegiatan misionaris atau kristenisasi, karena sebagian
buku-buku itu membicarakan perihal penderitaan kaum muslimin di
Andalusia (Spanyol dan Portugal sekarang, pent.) dan menjelaskan apa
yang mereka alami berupa pemusnahan (Holocos) di Mahkamah-Mahkamah
Taftisy (Pemeriksaan) pasca jatuhnya Andalusia dan lenyapnya kekuasaan
Islam di sana.
Sebahagiannya mengecam serangan pasukan-pasukan salibis terhadap
negeri-negeri kaum muslimin dan berbicara tentang pembantaian yang
dialami kaum muslimin saat jatuhnya Al Quds di bawah kekuasaan mereka,
dan sebagiannya mengecam penjajahan modern dan membela khilafah serta
mencela orientalis, budaya barat, a susila dan hal lainnya yang mana hal
tersebut tergolong bukti yang menunjukkan secara jelas bahwa lembaga
ini tidak ikut campur di dalam permasalahan keagamaan dan keyakinan, dan
ia tidak memiliki tujuan kristenisasi atau misionaris –sesuai
pengalaman saya- dan hal serupa itu yang berusaha disematkan oleh
sebagian orang dengan sebab namanya dan simbolnya yang mana ia pada
asalnya adalah pembalikan bendera Swis negara tempat domisili dan
lahirnya Lembaga ini...
Padahal sesungguhnya yang harus dijadikan barometer itu adalah
hakikatnya bukan penamaannya terkhusus lagi apabila penamaan itu hanya
sekedar simbol dan pamflet yang dikosongkan dari isinya dan dipalingkan
atau dipindahkan dari makna-makna asalnya, di mana berapa banyak negara
atau organisasi di zaman kita ini yang menjadikan dari ayat-ayat
Qur’aniyyah atau syahadatain atau takbir atau hilal (bulan sabit)
sebagai simbol baginya sedangkan ia tidak mengenal dari islam itu
kecuali namanya dan tidak ada padanya dari simbol-simbol ini kecuali
tulisannya saja bahkan bisa jadi tidak memahaminya dan tidak mengenalnya
dengan makna-makna asalnya dan penunjukan-penunjukan yang sebenarnya,
dan justru malah memerangi makna-makna itu dan memusuhi penganutnya...
Dan juga sudah diketahui oleh setiap orang yang merujuk kepada
sejarah lahirnya dan perintisan lembaga ini bahwa ia tidak berangkat
dari prinsip-prinsip keagamaan tabsyiriyyah (kristenisasi) dan bahwa
pendirinya yang pertama Henri Dunan adalah saudagar dan bukan pendeta
atau misionaris.
Dan bila saya boleh berbicara tentang pengalaman pribadi saya dengan
lembaga ini maka sesungguhnya saya tidak pernah merasakan sepanjang
hubungan saya dengan ICRC ini yang berlangsung sejak tahun 1994 M dan
tidak pernah melihat di suatu hari pun bahwa utusan ICRC ini berusaha
melakukan misi kristenisasi atau ikut campur dalam keyakinan para
narapidana, bahkan sebaliknya justru sayalah yang sering memulai banyak
dari mereka dengan melontarkan permasalahan keagamaan dan meminta
penjelasan dari mereka tentang aqidah mereka dan mengajak mereka kepada
islam, dan mereka juga sama sekali tidak tersinggung dengan pencoretan
saya pada tenggang waktu yang panjang terhadap simbol Lajnah di
surat-surat saya yang saya kirimkan buat keluarga saya, namun justru
yang tersinggung dari hal itu dan memprotesnya adalah pemerintah yang
saya menjadi tahanannya dengan alasan bahwa saya melakukan hal itu
sebagai sandi dan isyarat rahasia yang saya isyaratkan dengannya kepada
keluarga saya, dan sebagian surat-surat saya ditahan karena sebab itu Di suatu tahun dari tahun-tahun penahanan saya mencoba meminta dari
utusan Lajnah agar menghadirkan Kitab yang disucikan oleh orang-orang
Nasrani untuk membantu saya dalam sebagian riset ilmiah saya di penjara,
namun mereka menolak dari hal itu dan meminta maaf, dan mereka tidak
memenuhi permintaan saya itu padahal mereka itu memenuhi permintaan
penyediaan banyak kitab-kitab yang tadi diisyaratkan di atas, di
samping itu sesungguhnya termasuk hal yang diketahui umum bahwa banyak
dari utusan lajnah itu pada hakikatnya adalah orang-orang yang mengaku
beragama islam, sedangkan yang non muslim dari mereka selalu menjaga dan
menghormati pilihan-pilihan para pemuda muslim, dan mereka berusaha
keras untuk menyediakan utusan-utusan pria di saat si tahanan menolak
dari melakukan wawancara dengan utusan wanita sebagai bentuk keinginan
kuat dari mereka agar tidak terputusnya hubungan dengan siapa pun dari
kalangan narapidana, sampai-sampai para utusan wanita Lajnah itu
mengenakan kerudung karena sebab itu...
Dan di saat saya telah menyelesaikan bacaan semua kitab-kitab dalam
daftar yang panjang yang dihadirkan Lajnah ke penjara dan yang tidak
mungkin dibaca dalam satu atau dua atau tiga bulan namun saya telah
menyelesaikannya semuanya karena keinginan kuat pemerintah dan
kebersikukuhannya untuk memperpanjang masa penjamuan saya di sel isolasi
saya, maka setelah itu saya meminta kitab-kitab lain dari utusan Lajnah
yang saya sebutkan nama-nama judulnya, dan mereka pun tidak pelit dalam
menghadirkannya kepada saya. Dan itu terealisasi setelah upaya keras
mereka yang panjang dan alot yang membuahkan hasil pengguguran
pelarangan terhadap buku, bahkan lajnah pun di akhir perjalanan dan
sebulan sebelum pembebasan saya berhasil mendapatkan –dengan sebab
lamanya pengisolasian saya- persetujuan untuk memasukan koran ke dalam
sel saya dalam setiap kunjungan lajnah, dan ia adalah hal yang bisa
terealisasi pertama kali dalam sejarah penjara sesuai pengetahuan saya,
maka kunjungan mereka itu pun bagi saya telah berarti adalah info
terperinci tentang berita-berita dunia yang mana pikiran saya telah
ketinggalan darinya sajak kurang lebih lima tahun...
Ini adalah sebagian yang saya lihat dan saya saksikan dari usaha
keras Lajnah ini dalam pengalaman pribadi saya. Adapun
pelayanan-pelayanan mereka di tingkat dunia islam:
Maka salah seorang pejabat ICRC berkata: (Bisa diperhatikan bahwa
lebih dari separuh pelayanan-pelayanan yang dilakukan ICRC adalah di
arahkan untuk membantu korban kaum muslimin baik mereka itu para
narapidana atau keluarga orang-orang yang hilang atau kaum sipil yang
membutuhkan atap yang menaungi mereka atau air bersih atau makanan. Dan
dengan memperhatikan sekilas kegiatan-kegiatan ICRC di lebih dari 50
negara anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam), jelaslah keberadaannya
yang kuat di dunia islam...) Nukilan dari (Mukhtarat Min Al Majallah Ad
Dauliyyah Lish Shalib Al Ahmar 2005 M) Dan orang yang meragukan informasi-informasi ini bisa menanyakan
kepada rakyat Palestina di Ghaza dan Tepi Barat dan juga rakyat Irak
terutama para tahanan dan keluarga mereka tentang pelayanan Lajnah ini.
Karena sebab itu semua dan yang lainnya, maka saya sungguh sangat
heran dan mengingkari saat saya mendengar pemboman kantor ICRC di
Baghdad; sedangkan Irak dan rakyatnya dalam kondisinya yang sekarang
adalah rakyat yang paling membutuhkan di dunia hari ini kepada
pelayanan-pelayanan ICRC yang banyak dan beraneka raga, sebagaimana saya
diliputi rasa jijik dengan alasan-alasan dangkal sebagian orang dalam
pembenaran pemboman itu dengan klaim bahwa kantor ICRC di Irak itu
adalah sarang bagi CIA, seolah CIA itu kekurangan sarang di negeri
(Irak) yang malang yang telah menjadi salah satu bagian wilayah dari
wilayah-wilayah mereka (CIA/USA); sehingga, mereka meminjam kantor ICRC
atau menyewanya untuk menetap mereka!! Dan setiap orang yang mengenal
kenetralan ICRC ini dan berinteraksi dengannya pasti mengetahui
ketidakmungkinan praduga-praduga, prasangka-prasangka dan alasan-alasan
pembenaran semacam ini.
Sebagaimana saya sangat terheran-heran terhadap sikap menjadikan
utusan ICRC sebagai sasaran dalam banyak front baik mereka itu dibunuh
atau diculik dan dijadikan jaminan/gadaian bagi negosiasi atau penekanan
terhadap negara-negara asal mereka, dan seperti itu pula menargetkan
para pegawai Lembaga-lembaga Bantuan secara umum bukan karena apa-apa
kecuali karena warna rambut mereka yang pirang atau mata mereka yang
biru atau kewarganegaraan mereka sebagai tanda terhadap permusuhan dalam
dien dan bahkan lebih dari batas itu yang dilampaui di mana
wanita-wanita dari Lembaga itu pun dijadikan sasaran seperti Margaret
Hasan kepala kantor organisasi Kair Al Khairiyyah di Irak yang telah
bekerja dalam bidang Pertolongan selama 30 tahun di Irak seraya
menentang Embargo yang ditetapkan terhadap Irak, dan ia di samping itu
adalah istri laki-laki warga Irak yang mengaku muslim, namun demikian
dunia seluruhnya menonton penculikan wanita ini dan pengancaman
pembunuhannya serta perealisasian pembunuhannya itu dengan klaim
penekanan terhadap negara asal wanita itu agar menarik pasukannya dai
Irak!
Maka kedunguan macam apa ini dan pencorengan apa lagi terhadap jihad
dan pelecehan (bentuk apa lagi) terhadap muqawamah (perlawanan) dan
ahlinya?? Dan saya tidak ragu sedikit pun bahwa hal semacam ini tidak
mungkin muncul dari mujahid yang memahami diennya dan menghormati
jihadnya serta peduli terhadap nama baiknya; namun hal ini tidak mungkin
muncul kecuali dari para perampok dan orang-orang jahat yang tidak
memiliki sedikit pun hubungan dengan dien apalagi dengan jihad;
sebagaimana hal itu memang terbukti kemudian di mana ternyata para
penculik itu bukan dari mujahidin, dan justru penculikan dan
pembunuhannya itu telah dikecam oleh orang yang menghormati jihadnya dan
yang peduli terhadap sum’ahnya dari kalangan mujahidin, para dai mereka
dan ulama mereka.
Karena telah sah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berkata:
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ
“Barangsiapa membunuh mu’ahid maka ia tidak mencium bau surga.” (HR Al Bukhari no. 3166)
Dan bersabda dalam hadits shahih:
مَنْ قَتَلَ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ، لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membunuh seorang dari Ahludzdzimah, maka ia tidak mendapatkan bau surga...” (HR Al Imam Ahmad no. 18072 dan lainnya)
Sisi pengambilan dalil dari hadits-hadits ini adalah bahwa bila
ancaman ini telah ada di dalamnya bagi orang yang membunuh kafir mu’ahid
atau dzimmiy yang menghormati agama islam dan penganutnya dan
memberikan rasa damai kepada mereka atau menahan dirinya dari memerangi
mereka karena rasa takut terhadap kekuasaan Islam dan daulah kaum
muslimin di saat negara Islam itu ada; maka bagaimana halnya dengan
orang yang menghormati agama kaum muslimin dan menahan dirinya dari
memerangi mereka dan bahkan bekerja aktif dalam membantu dan menolong
mereka walaupun kaum muslimin tidak memiliki daulah dan kekuasaan yang
ditakuti dan diseganinya, akan tetapi dia melakukan hal itu dari
dorongan muruah atau amal kemanusiaan dan akhlak yang terpuji serta hal
serupa itu; bukankah dia ini lebih layak dan lebih pantas untuk
mendapatkan keamanan, perlakuan baik, tidak disakiti dan tidak diganggu?
dan (lebih pantas) masuk dalam firman-Nya:
لا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي
الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ
وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Allah tidak melarang kalian berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian dalam urusan agama dan
tidak mengusir kalian dari kampung halaman kalian. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berlaku adil.” [Al Mumtahanah: 8]
Maka kalau begitu tidak ada alasan bagi keberatan sebagian pemuda
dari interaksi dengan ICRC atau menghajrnya dan memboikotnya, padahal
mereka itu atau saudara-saudara mereka yang tertindas atau ditawan
sangat membutuhkan sekali kepada pelayanan-pelayanannya dan
bantuan-bantuannya. Dan di antara yang bisa dijadikan pendekatan dalam
hal ini adalah apa yang ada di dalam sirah pada kisah Kepergian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke Thaif yang mana di
sana beliau disakiti dan dilempari kakinya sampai bercucuran darah,
terus beliau berlindung di keteduhan suatu kebun, kemudian beliau
didatangi seorang budak yang beragama Nasrani namanya ‘Addas dengan
membawa anggur maka beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pun menerimanya darinya...
Dan untuk sebagai faidah, saya beritahukan bahwa Daulah Utsmaniyyah
sendiri telah bergabung dengan Kesepakatan Jenewa tahun 1864 M tanpa
sungkan sedikit pun, di mana ia adalah Kesepakatan yang di atas dasarnya
telah bertolak upaya perlindungan korban-korban perang di zaman-zaman
modern; dan atas dasar itu ia telah memberikan jaminan keamanan dan
menghargai pengibaran lambang Palang Merah sebagai sarana perlindungan
bagi mobil-mobil Ambulans musuh, karena kesepakatan ini telah menegaskan
agar menghormati individu-individu pelayanan medis dan sarana-sarana
pengangkutan serta perlengkapan-perlengkapan medis sedang tandanya
adalah lambang Palang Merah di atas latar putih, dan Daulah Utsmaniyyah
tidak menggunakan lambang Bulan Sabit Merah kecuali di saat peperangan
antara Daulah Utsmaniyyah dengan Rusia tahun 1876-1878 M saat ia
mengumumkan bahwa ia akan menggunakan Bulan Sabit Merah sebagai Lambang
tersendiri bagi Organisasi Nasionalnya di atas mobil-mobil Ambulans yang
menginduk kepadanya dengan tetap terus menghormati pemakaian lambang
Palang Merah sebagai sarana perlindungan bagi mobil-mobil Ambulans
musuh, dan sejak itu saja maka Bulan Sabit Merah telah menjadi lambang
yang diberlakukan di Daulah Utsmaniyyah, dan hal itu tidak mengundangnya
untuk tidak memberikan jaminan keamanan kepada mobil-mobil musuh yang
membawa lambang Palang Merah sebagai ciri terhadap pelayanan-pelayanan
medis, atau mengganggunya dan mengancamnya dengan bahaya, akan tetapi ia
tetap terus memberikan jaminan keamanannya.
Dan terakhir, saya di sini membisikkan di telinga setiap saudara
mujahid dengan pertanyaan ini: Apa engkau rela dikatakan bahwa mujahid
itu adalah insan yang dungu yang tidak bisa membedakan antara musuhnya
dengan kawannya dan antara orang yang memeranginya dengan orang yang
membantunya? Saya kira engkau tidak rela dengan hal itu. Jadi
hati-hatilah dari ikut serta dalam allaghwu fiddin (sikap, kegaduhan di
dalam dien) atau berbuat hal yang meremehkan jihad dan mencorengnya
sehingga (dengan tindakan itu) engkau membantu musuh-musuh islam dalam
tipu daya dan makar mereka terbesar dan terbusuk dalam memerangi dien
ini. Allah ta’ala berfirman:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
“Dan orang-orang kafir berkata: janganlah kalian mendengarkan
Al-Qur'an dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kalian dapat
mengalahkan (mereka),” [Fushshilat: 26]
Oleh karena itu sesungguhnya saya mengajak dan menasihati semua
ikhwah yang aktif bekerja untuk kejayaan dien ini di seluruh penjuru
dunia; yang peduli: kepada urusan kaum muslimin dan dien mereka serta
ingin menjaga sum’ah jihad dan mujahidin agar mereka memberikan keamanan
kepada utusan-utusan ICRC (Lembaga Palang Merah Internasional) dan yang
serupa dengannya berupa organisasi-organisasi Pemberian Pertolongan,
dan hendaklah menghindari dari menjadikan para anggota dan
utusan-utusannya sebagai sasaran selagi mereka terus menjaga kenetralan
mereka dan tidak ikut campur dalam agama kaum muslimin dan
keyakinan-keyakinan mereka, namun mereka (para anggota
organisasi-organisasi itu) bekerja untuk memberikan pertolongan dan
bantuan kepada kaum muslimin, dan hendaklah para aktivis itu tidak
menganggap sikap itu sebagai keutamaan dari mereka, namun ia itu wajib
dari sekian kewajiban berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat baik.
Allah ta’ala berfirman:
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula),” [Ar Rahman: 60]
Sungguh kami kaum yang kemuliaan akhlak kami menolak dari
Memulai menyakiti orang yang tidak menyakiti kami
Dan di dalam hadits shahih yang diriwayatkan Al Imam Ahmad dan yang lainnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata:
لَا يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR Ahmad no. 7939)
Bukan termasuk agama kita dan bukan termasuk tuntunan Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam
membalas orang yang berhak mendapatkan ungkapan terima kasih walau
berbeda aqidah dan agama dengan kita dengan perlakuan buruk dan
pengingkaran apalagi dengan penculikan, gangguan dan pembunuhan... Dan
yang sangat menunjukkan terhadap hal ini adalah apa yang diriwayatkan Al
Bukhari dari sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pasca perang Badar perihal tawanan kaum musyrikin:
لَوْ كَانَ المُطْعِمُ بْنُ عَدِيٍّ حَيًّا، ثُمَّ كَلَّمَنِي فِي هَؤُلاَءِ النَّتْنَى لَتَرَكْتُهُمْ لَهُ
“Andaikata Muth’im ibnu ‘Addiy masih hidup terus ia Menego saya
perihal orang-orang busuk itu tentu saya membiarkan mereka untuknya” (HR Al Bukhari no. 3139)
Yaitu beliau akan bebaskan mereka semua sebagai ungkapan terima kasih
baginya; dan itu dikarenakan ia telah memberikan jaminan keamanan dan
melindungi beliau sepulangnya dari Thaif ke Mekkah, dan ada yang
mengatakan pula bahwa sebab hal itu adalah karena ia tergolong orang
yang paling keras upayanya dalam merobek Shahifah (Surat kesepakatan)
yang ditulis Quraisy terhadap Banu Hasyim dan kaum muslimin yang bersama
mereka saat diboikot di Syi’ib. Jadi ini adalah ungkapan terima kasih
baginya dan pujian yang baik atas kebaikannya terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam walaupun Muth’im ini sudah mati di atas kemusyrikan dan peribadatan berhala.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari telah menuturkan dari Al Fakihaniy
dengan isnad yang mursal bahwa Hissan ibnu Tsabit membuat syair kenangan
kebaikan Muth’im ibnu Addiy tatkala meninggal sebagai balasan jasanya
terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dan dalam pujian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam
terhadap Hilful Fudlul sedangkan ia adalah hilf (kesepakatan) yang
didirikan zaman jahiliyyah oleh orang-orang kafir penyembah berhala
untuk menolong orang yang dianiaya dan untuk menghadang kezaliman; maka
di dalam pujian beliau itu terdapat dalil yang jelas terhadap keabsahan
memuji dan berterima kasih kepada orang-orang yang suka menolong dan
berbuat baik, dan bahwa hal itu termasuk akhlak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
dan tergolong sunnah dan tuntunannya. Dan bukan termasuk akhlak dan
tuntunan beliau membunuh atau menculik dan berbuat buruk kepada
orang-orang semacam mereka itu.
Apa si angkuh tak tahu bahwa di tengah kami ada
Kitabullah yang memberikan kepada kami bayan
Memerangi kehidupan kami sehingga bisa membangun
Eksistensi di atas sinar Tuntunannya
Ia mengatakan kepadanya dan kepada seluruh dunia
Bahwa kami akan menguasai orang yang telah menguasai kami
Dengan jihad kan kami Teror Para penjahat Perang dan memberikan kenyamanan bila mereka jujur
Ini adalah yang ingin saya ingatkan dan arahkan kepada
saudara-saudara saya di mana saja sebagai bentuk ketulusan kepada
dienullah dan ketulusan kepada jihad dan mujahidin, serta sebagai bentuk
kepedulian terhadap sum’ah mereka dan sum’ah jihad mereka, juga sebagai
bentuk penampakan bagi gambaran hakiki yang indah bagi islam dan
jihad...
Dan di penutup kalimat ini ada baiknya bagi saya untuk mengingatkan
para utusan ICRC juga sebagai kecintaan saya terhadap kebaikan bagi
mereka; dengan nasihat teman mereka saat berbicara dalam ucapannya yang
tadi telah diisyaratkan di atas: (Dan Lembaga Internasional ini perlu
agar menjauhkan dirinya dari permasalahan-permasalahan Sosial dan
pertikaian-pertikaian politik) selesai.
Saya katakan: Dan seperti itu juga permasalahan-permasalahan
keyakinan dan keagamaan bagi kaum muslimin selagi prinsip kenetralan
adalah prinsip yang dipegang oleh Lajnah (Lembaga) dan ia selalu
memperhatikan pembuktian yang menjadikannya bisa lancar berinteraksi
bersama seluruh pihak tanpa memancing atau ikut campur dalam keyakinan
dan agama manusia. Dan ia adalah yang diingatkan oleh pemimpin redaksi
Majalah ICRC dengan ucapannya: (Agar Lembaga mendapatkan kepercayaan
semua pihak yang bertikai maka ia menetapkan atas dirinya prinsip ini
(netral), bukan saja tidak ikut serta dalam operasi-operasi permusuhan,
akan tetapi juga penolakan dari ikut campur dalam segala bentuk debat
politik atau keagamaan atau ideologi) selesai nukilan dari Mukhtarat min
Majallah Ash shalibil Ahmar 2005 M.
Bila Organisasi-organisai Bantuan ikut campur dalam aqidah, agama dan
syari’at kaum muslimin, maka tidak diragukan bahwa ia akan
menjerumuskannya kepada sikap permusuhan dan menjadikannya
sasaran-sasaran yang memusuhi, dan bukan netral atau membantu. Sungguh
saya telah melihat dan banyak mujahidin pun melihat Lembaga-lembaga
Bantuan Eropa di Utara Afghanistan ikut campur dalam urusan hijab wanita
muslimah dan membagikan pakaian-pakaian yang mengandung
ungkapan-ungkapan misi kristenisasi, dan karena sebab-sebab ini
mujahidin pun telah mengolongkannya dalam Organisasi-organisasi yang
memusuhi. Dan saat itu saya belum membedakan sebagaimana banyak orang
selain saya sampai hari ini masih belum membedakan antara
Lembaga-lembaga itu dengan Lembaga ICRC dan prinsipnya yang netral.
Dan nasihat terakhir saya hadiahkan juga kepada Majallah Al Insaniy
yang menemani saya dalam kegelapan penjara dan pengisolasiannya; agar ia
menjauhkan dirinya dari hal-hal semacam ini, dan di antaranya adalah
pujian sebagian penulisnya tanpa hati-hati kepada sebagian penulis dan
pemikir yang menghujat Qur’an kaum muslimin, sejarah mereka dan tsaqafah
mereka, karena sesungguhnya ungkapan (Sesungguhnya pendapat-pendapat
yang ada di dalam terbitan ini tidaklah mengungkapkan kecuali dari sudut
pandang para pemiliknya) tidaklah berarti apa-apa bersama hujatan yang
jelas terhadap agama dan syari’at kaum muslimin, seperti hijab wanita
muslimah, poligami dengan klaim hak-hak wanita atau hak-hak manusia yang
pilih-pilih, atau hujatan kepada jihad dan mujahidin serta perlawanan
umat islam dengan klaim mencela Teror. Karena hal itu pada hakikatnya
adalah penyelarasan dan pengikutan arus perang dunia terhadap apa yang
disebut Teror yang meluas sehingga pada hakikatnya ia menjadi perang
terhadap kaum muslimin dan negeri-negeri mereka!! Dan penceburan Majalah
dan pengikutannya dalam (arus) semacam ini adalah bertolak belakang
dengan dasar kenetralan yang telah dijadikan oleh Lajnah sebagai prinsip
baginya. Dan hal serupa adalah pujian tanpa sungkan kepada musuh-musuh
Al-Qur'an apalagi sampai menuturkan sebagian ucapan mereka di dalam
majalah.
Dan selama Lajnah itu memperhatikan serius terhadap kenetralannya dan
menjauhi kemusykilan-kemusykilan dan sandungan-sandungan semacam ini,
maka ia akan mendapatkan selalu dari kami syukur dan pujian ucapan
maupun perbuatan sebagaimana yang telah kami pelajari dari agama kami
dan tuntunan Nabi kami shallallahu 'alaihi wa sallam...
Abu Muhammad Al Maqdisi
Pokok Renungan ini ditulis di sel 53 di Penjara Intelijen Umum
1428 H – 2007 M
Penterjemah: Abu Sulaiman 26 Dzul Hijjah 1432 H
(saif al attar/arrahmah.com)
Amerika Serikat dan Harus Hormati Umat Islam
Amerika Serikat dan Barat Harus Hormati Umat Islam - Di mata Iran, ada satu hal yang membuat api permusuhan Amerika
Serikat dan sekutunya dengan Revolusi Islam Iran terus berkobar.
"Permusuhan Barat dengan Iran bukan disebabkan bom atom, namun
dikarenakan peran Iran di kawasan dan dukungannya terhadap Palestina
serta umat Muslim. Sikap Iran ini merusak strategi Barat di kawasan
Timur Tengah dan Teluk Persia," tekan Ketua Parlemen Republik Islam
Iran, Ali Larijani.
Ia mengingatkan, era aroganisme dan imperialisme terhadap umat
Islam telah berakhir dan Muslim telah waspada serta sadar. "Barat dan
Amerika Serikat harus menghormati umat Islam," kata Larijani.
Pernyataan itu terkait dengan dukungan Iran terhadap perwujudan
negara demokratis di Irak. Dia mengatakan, saat ini Irak telah memiliki
pemerintah dan parlemen yang demokratis. "Republik Islam Iran mendukung
langkah demokrasi di Irak," ungkap Larijani.
"Darah Syahid Hakim di Irak memunculkan gerakan jihad yang rasional
dan rakyat Irak mengiringi gerakan demokrasi di negaranya," tambah
Larijani saat menghadiri peringatan kesembilan gugurnya Syahid Muhammad
Baqir Hakim.
Larijani mengatakan, seluruh kubu dan kelompok politik Irak serta
negara Islam harus bersatu dan Syiah serta Sunni juga harus menggalang
persatuan dengan berlandaskan persamaan yang mereka miliki.
Ketua parlemen Iran menambahkan, meski dinas intelijen musuh umat
Islam mengerahkan seluruh upayanya untuk menciptakan fitnah dan
perpecahan di tengah umat Islam, namun para pemuka agama di Irak seperti
Ayatullah Sistani berhasil melumpuhkan strategi musuh.
"Saddam Hussein dan pendukungnya saat menyerang Iran telah salah
prediksi dan pemuda Iran dengan persatuan mereka melawan agresi Saddam,"
tandas Larijani.
REPUBLIKA.CO.ID
PT XL Axiata telah membuat 5 Jalur Penanganan Keluhan
PT XL Axiata telah membuat 5 jalur penanganan keluhan pelanggan. Jalur tersebut antara lain, 818, Contact Center 817 (Regular,Korporasi dan Premium), Korespondensi, XL Center, dan Social Media. Social media merupakan jalur terbaru layanan informasi dan keluhan di tahun 2012. Saluran terbaru, yaitu Xplor Center akan segera dibuka di Central Park, Kuningan City dan Senayan City.
Direktur Service Management XL, Ongki Kurniawan dalam siaran persnya yang diterima VIVAnews menyatakan, selain nilai manfaat yang terkandung dalam setiap layanannya, XL Axiata juga sangat memperhatikan kualitas layanan pelanggan (customer service/CS). Inovasi dan inisiatif baru telah sejak pertengahan 2011, dan efektif telah mampu meningkatkan kinerja unit CS dalam memberikan solusi atas keluhan, sekaligus meningkatkan edukasi kepada pelanggan.
“Kami sangat serius terus meningkatkan kualitas layanan pelanggan kami, dan secara khusus antara lain membentuk Direktorat Service Management,” kata Ongki. Ongki menyebut, selama tahun 2011, XL telah melakukan lebih dari 20 inisiatif untuk meningkatkan kualitas CS, baik dari sisi sistem, sumber daya manusia, dan proses. Kata dia, ada 5 inisiatif yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh pelanggan. Salah satunya, aplikasi yang mempercepat melakukan investigasi problem jaringan. Selain itu, email informasi paduan untuk pelanggan setelah menyampaikan keluhan via telepon.
Atas penerapan semua inisiatif tersebut, Ongki mengklaim, XL menjadi provider nomor satu untuk tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan survei yang dilakukan oleh OPSI pada kuartal empat 2011. Hasil pencapaian yang lainnya, adalah layanan pelanggan XL meraih Golden Ring Award 2011, silver medal untuk kategori Inovasi Teknologi Terbaik pada Contact Center World APAC (Asia Pacific) 2011, Gold Medal untuk XL Center pada Carre CCSL -Service Quality Award 2011 , dan Surabaya Service Excellent 2011 from Mark Plus Inc.
-vivanews