NASIHAT SEORANG AYAH

NASIHAT SEORANG AYAH

Seorang ayah menasehati putrinya ketika menjelang malam pernikahan, ayah tersebut berkata : “ Wahai putriku sesungguhnya pernikahan bukanlah sekedar kesenangan semata, pernikahan merupakan sebuah tanggungjawab yang senantiasa harus dibangun demi terciptanya keluarga yang sempurna. Hendaklah engkau memulainya dengan memperhatikan seluruh kebutuhan anggota keluarga dalam mengarungi kehidupan ini, kemudian janganlah engkau biarkan bercampur baurnya antara anak laki-laki dan anak perempuan, serta hendaklah engkau senantiasa memantau mereka semua. Sesungguhnya seorang istri mempunyai sebuah tanggungjawab terhadap pendidikan anak-anaknya., adapun untuk pendidikan didalam rumah sendiri mempunyai peranan yang sangat besar dalam memberikan kontribusi terhadap umat akan identitasnya serta pemeliharaan mereka terhadap eksistensi mereka.

Sebagian para perempuan, mereka menikah tanpa restu dari kedua orang tua mereka, hal ini menggambarkan bahwa pernikahan adalah sebuah kehidupan yang lepas dari pengawasan, persepsi ini sangatlah tidak di benarkan, karena walau bagaimanapun juga orang tua tidak akan mengawasi/ mengekang anaknya tidak lain semua itu demi kebaikkan dan kebahagiaan mereka, mayoritas orang-orang beranggapan seperti ini, dan bagi sesuatu yang janggal tidak ada hukum baginya. Karena tidak mungkin kehidupan ini terlepas dari sebuah pengawasaan/restriksi. Sebuah kebebasan secara mutlak dapat menyebabkan kejahatan dan kehancuran. Akan tetapi perlu diketahui oleh para pemudi bahwasanya mereka mempunyai banyak sekali celah kebebasan baik itu ketika tinggal bersama ayahnya maupun ketika dia pindah ke rumah suaminya.

Wahai putriku,,,sesungguhnya pernikahan bukanlah hanya sekedar untuk beristirahat serta tidur secara terus menerus. Pernikahan merupakan sebuah aktifitas dan sebuah penataan/desain. Sesungguhya istri yang berhasil dialah yang beraktifitas selama 10 jam dirumahnya. Posisi seorang istri di lingkungan rumahnya adalah sebagai kordinator keuangan yang mana dia senantiasa mengkordinir bersama suaminya di dalam kestabilan keuangan rumah. Dia juga sebagai kordinator keamanan yang senantiasa menjaga keamanan rumahnya serta sebagai kordinator pendidikan yang senantiasa mendidik anak-anaknya dan mengarahkan mereka, serta menumbuhkan di dalam diri anak-anaknya rasa belas kasihan yang tinggi dengan mencintai yang lainnya dan supaya saling tolong menolong diantara mereka. Seorang istri juga sebagai kordinator pembekalan yang mana dia senantiasa mengurusi anak-anaknya dalam masalah gizi dan berpakaian. Dia senantiasa saling bahu membahu bersama suaminya dalam menertibkan semua perkara ini, Jangan lupa dukungannya untuk Century 21 broker properti jual beli sewa rumah Indonesia dan pantang bagi seoarang istri meninggalkan satu saja dari perkara-perkara tersebut.

Wahai putriku, ambilah pelajaran yang bermanfaat dari apa-apa yang telah kita lihat dan kita dengar. Sesungguhnya kita seringkali mendengar banyak kejadian-kejadian perceraian dikalangan para pemudi. Diantara mereka ada yang menikah dengan dasar bahwa pernikahan hanyalah sebatas bepergian ke taman-taman, mengunjungi teman-teman setiap hari, makan malam dengan konsep megah di hotel yang besar ( bintang 5) setiap minggu, tour ke Eropa, Asia, Amerika dan Negara lainnya setiap tahun, menonton acara televisi, mendengarkan radio, berbincang-bincang dengan teman di handpond, berpakaian dengan pakaian yang paling bagus serta yang lagi trend, begitu jua memakai perhiasan-perhiasan yang paling bagus diantara macam-mcam perhiasan baik sekarang maupun nanti,bergadang di klub-klub wanita, bepergian dengan mobil yang bagus, memperkejakan pembantu dan koki, serta tinggal dirumah yang megah.

Dan kadang juga engkau akan menemukan diantara mereka yang beranggapan bahwa pernikahan merupakan sebuah aktifitas yang tidak ada henti-hentinya, merupakan sebuah beban bagi permasalahan-permasalan hidup, dia harus senantiasa sabar akan tugas-tugasnya yang berat dan terhadap kelelahannya, dia berusaha keras untuk beradaftasi dengan tugas-tugasnya dan berusaha menguasainya serta berusaha mendidik dirinya sendiri terhadap kehidupan yang baru tersebut, karena mungkin hal ini merupakan dari aspek-aspek yang tidak biasa baginya. Maka dia akan mengalami frustasi, diliputi dengan kesedihan, oleh karena itu kehidupan suami istri hanya akan dirasakan semalam suntuk.

Ketahuilah wahai putriku, kadang seoarang suami menghabiskan waktu perjalanannya di jalan yang penuh dengan debu, sampah dan kotoran, oleh karena itu dia enggan untuk duduk di rumahnya walaupun hanya 1 menit di atas kursi yang dipenuhi dengan debu pula. Dan sesungguhnya seorang suami mungkin akan makan di restoran ataupun di rumah temannya dengan makanan yang dipandangnya tidak enak dan tidak ada rasanya, oleh karena itu dia tidak sanggup jika hal tersebut terjadi lagi di rumahnya untuk selama-lamanya. Sesungguhnya ketika seorang suami kembali dari pekerjaannya dengan keadaan lelah, maka ketika dia membuka pintu rumahnya dia mengharapkan segera bertemu dengan istrinya tercinta dengan sebuah senyuman manis, kata-kata yang baik serta wajah yang bercahaya. Para orang tua berkata : “ Sesungguhnya 1 hari saja ringisan seorang istri mungkin dapat memendekkan umur suaminya 1 tahun penuh “ mereka berkata pula :” Jika kamu ingin memperpanjangkan umur suamimu, maka tersenyumlah engkau untuknya, dan jika engkau ingin memendekkan umur suamimu maka engkau tidak perlu menggunakan racun atau yang lainnya, cukup engkau menyambutnya dengan ringisan dan meninggalkannya dengan wajah yang masam, serta mengucapkan selamat pagi kepadanya dengan kemarahan dan mengucapkan selamat sore dengan muka yamg cemberut.

Wahai putriku, ketahuilah banyak sekali anak perempuan pada sekarang ini mereka lebih konsen terhadap perkara-perkara yang tidak berarti, dengan melalaikan/meremehkan perkara-perkara yang sangat fundamental dalam kehidupan suami istri yang bahagia, atas kelalain terhadap perkara-perkara inilah yang dapat mengganggu kebahagiaan mereka. Adapun merupakan sebuah kesalahan ialah ketika seoarang istri lebih mementingkan apartemen-apartemen atau rumah-rumah yang bagus dan besar, serta perabotan rumah yang banyak ketimbang memperhatikan suaminya. begitu juga merupakan sebuah kesalahan ketika seorang istri lebih mementingkan terhadap tv berwarna, video yang lagi trend serta mobil yang baru ketimbang memperhatikan suaminya dan keinginan-keinginannya. Sesungguhnya apartemen, televisi dan mobil tidak dapat menjamin sebuah kebahagiaan. Sesungguhnya hati yang mulia, perasaan yang hangat, pemahaman yang mendalam, penghormatan yang mulia serta cinta hakiki, semua itulah yang dapat dapat mengkokohkan kebahagiaan, karena mungkin saja dikemudian hari akan datang perkara-perkara yang lainnya. Mudah-mudahan Alloh memberi petunjuk kepadamu.

Pendekatan Kurikulum

PENDEKATAN KURIKULUM INDONESIA
PADA SAAT INI

Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan.dan juga sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan Berhasil tidaknya suatu pendidikan, tentu akan sangat tergantung pada kurikulum
Kurikulum yang disusun dipusat terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok dengan harapan agar peserta didik diseluruh Indonesia mempunyai standar kecakapan yang sama. Kurikulum tersebut dinamai kurikulum nasional atau kurikulum inti. Dan kurikulum yang lain yang disusun di daerah – daerah disebut kurikulum muatan local.
  1. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
  2. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
  3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/ SMP/MTs/ SMA/MA/ SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Info:
Tujuan Penyusunan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dengan tujuan :
  1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah;
  2. Menjadikan kurikulum lebih sesuai dengan kebutuhan setempat;
  3. Menciptakan suasana pembelajaran di sekolah yang bersifat mendidik, mencerdaskan dan mengembangkan kreativitas anak.
  4. Menciptakan pembelajaran yang efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan.
Sebagai contoh pendekatan kurikulum yang dilakukan di MI Andalan Cijantung Kabupaten Ciamis yang berada di bawah Yayasan Al-Islam Ponpes Al-Qur’an Cijantung ialah mengadopsi kurikulum yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama sekaligus mengembangan kurikulum pesantren, kurikulum muatan lokal dengan ditunjang oleh kinerja guru-guru yang didik dan dilatih supaya lebih professional dalam melakukan pembelajarannya.

Label dari

Perkembangan Pribadi Manusia

 PRIBADI MANUSIA
Perkembangan pribadi manusia menurut psikologi berlangsung sejak terjadinya konsepsi sampai mati, yaitu sejak terjadinya sel bapak-ibu (konsepsi) sampai mati individu senantiasa mengalami perubahan-perubahan atau perkembangan. Kebanyakan para ahli psikologi cenderung membedakan pengertian pertumbuhan dengan perkembangan. Istilah “Pertumbuhan” diartikan sebagai “perubahan-perubahan yang bersofat kwatitatif yang menyangkut aspek jasmaniah”, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-organ dan struktur organ fisik, sehingga anak semakin bertambah umurnya semakin besar dan semakin tinggi pula badannya.

Istilah “Perkembangan” secara khusus diartikan sebagai “perubahan-perubahan yang bersifat kwalitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia”, seperti perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya, sehingga dengan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengetahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosial, moral, keyakinan agama dan sebagainya.

Dengan proses pertumbuhan fisik dan perkembangan mental psikologis yang diperoleh anak secara optimal dapat diharapkan si anak akan tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa yang baik dan berkwalitas sebagaimana yang diharapkan dirinya sendiri, juga oleh orang tua dan masyarakat.

Guna mewujudkan hasil perkembangan yang sangat diharapkan itu tidak ada cara lain kecuali dengan mengefektifkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab para pendidik (orang tua dan guru) dalam membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak baik dirumah, diluar rumah maupun di sekolah, karena pada hakikatnya memperoleh bimbingan atau pendidikan yang baik itu adalah hak si anak dari pendidiknya.

Dalam proses perkembangan manusia, lingkungan merupakan faktor yang sangat penting setelah pembawaan. Tanpa adanya dukungan dari faktor lingkungan maka proses perkembangan dalam mewujudkan potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata tidak akan terjadi. Oleh karena itu fungsi atau peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik, sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang perkembangan suatu potensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak baik dan akan menghambat/merusak perkembangan. Oleh karena itu sudah menjadi tugas utama seorang pendidik untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkembangan si anak dan berusaha untuk mengawasi dan menghindarkan pengaruh faktor lingkungan yang negatif yang dapat menghambat dan merusak perkembangan sang anak.

LINGKUNGAN PERKEMBANGAN ANAK DIDIK DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

A. Pengertian Tentang Lingkungan
Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi di sekitar kita. Dalam lapangan pendidikan, arti lingkungan itu luas sekali, yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri anak, dalam alam semesta ini.
Lingkungan ini mengitari manusia sejak manusia dilahirkan sampai dengan meninggalnya. Antara lingkungan dan manusia ada pengaruh yang timbal balik, artinya lingkungan mempengaruhi manusia, dan sebaliknya, manusia juga mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Century 21 Broker Properti Jual Beli Sewa Rumah Indonesia . Lingkungan tempat anak mendapat pendidikan disebut dengan lingkungan pendidikan. Agar tidak menimbulkan salah pengertian, lingkungan sering disebut sebagai faktor dalam. Lingkungan sering pula disebut dengan ; Milieu, envioronment.
Ki Hajar Dewantara, membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, dan kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu:
  • - Keluarga,
  • - sekolah,
  • - masyarakat.
Dimana pada masing-masing lingkungan itu dapat berwujud berupa lingkungan phisik, lingkungan budaya, lingkungan sosial, lingkungan alam maupun lingkungan spritual.
B. Tri Pusat Pendidikan
Lembaga Pendidikan ialah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik.
1. Keluarga Sebagai Lembaga Pendidikan Pertama dan Utama
Kalau kita tinjau dari ilmu sosiologi, keluarga adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh suatu keturunan, yakni kesatuan dari bentuk-bentuk kesatuan masyarakat.Pendidikan Keluarga adalah juga pendidikan masyarakat, karena disamping keluarga itu sendiri sebagai kesatuan kecil dari bentuk kesatuan-kesatuan masyarakat, juga karena pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu di masyarakat kelak. Pendidikan keluarga mau tidak mau harus mengikuti derap langkah kemajuan masyarakat. Dengan demikian nampaklah adanya satu hubungan erat antar kelurga dengan masyarakat.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami-isteri). Berdasarkan asas cinta yang asasi ini lahirlah anak sebagai generasi penerus. Keluarga dengan cinta kasih dan pengabdian yang luhur membina kehidupan sang anak. Oleh Ki Hajar Dewantara dikatakan supaya orang tua (sebagai pendidik) mengabdi kepada sang anak. Motivasi pengabdian keluarga (orang tua) ini semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Di dalam suasana cinta dan kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak itu dalam tanggung jawab keluarga.
2. Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan Kedua Indonesia
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka disamping kelurga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak. Dengan sekolah, pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli yang sesuai dengan bidang dan bakatnya si anak didik, yang berguna bagi dirinya, dan berguna bagi nusa dan bangsanya. Dengan sekolah, golongan atau partai mendidik kader-kadernya untuk meneruskan dan memperjuangkan cita-cita dari golongan atau partainya. Dengan sekolah, kaum beragama mendidik putra-putranya untuk menjadi orang yang melanjutkan dan memperjuangkan agama.
Karena sekolah itu sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tempat pendidikan, maka dapatlah ia kita golongkan sebagai tempat atau lembaga pendidikan kedua sesudah keluarga, lebih-lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan kelurga dengan guru sebagai ganti orang yang harus ditaati.
3. Masyarakat Sebagai Lembaga Pendidikan Ketiga
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya. Masalah pendidikan di keluarga dan sekolah tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai sosial budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Setiap masyarakat di manapun berada, tentu mempunyai karakteristik tersendiri sebagai norma khas di bidang sosial budaya yang berbeda dengan karakteristik masyarakat lain, namun juga mempunyai norma-norma yang universal dengan masyarakat pada umumnya.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Didik
Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan jawaban yang berbeda-beda. Para ahli yang beraliran “Nativisme” berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung pada faktor dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Schopenhauer.
Berbeda dengan aliran Nativisme, para ahli yang mengikuti aliran “Empirisme” berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran Empirisme ini menjadikan faktor lingkungan/pendidikan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke.
Aliran yang tampak menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrem di atas adalah “aliran konvergensi” dengan tokohnya yang terkenal adalah William Stern. Menurut aliran konvergensi, perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut. baik faktor dasar / pembawaan maupun faktor lingkungan/pendidikan kedua-duanya secara convergent akan menentukan / mewujudkan perkembangan seseorang individu. Sejalan dengan pendapat aliran ini Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan di Indonesia kita juga mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor internal) dan faktor ajar / lingkungan (faktor eksternal).
Menurut Elizabeth B. Hurluck, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, lebih-lebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan kurang penting.
Selain faktor-faktor yang tersebut di atas, masih ada lagi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak didik, diantaranya adalah faktor teman sebaya, keragaman budaya dan faktor media massa.
1. Faktor teman sebaya
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau yang menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai anak-anak lain, akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola kepribadian. Konflik-konflik terjadi pada anak bilamana norma-norma pribadi sangat berlainan dengan norma-norma yang ada di lingkungan teman-teman. Di satu pihak ia ingin mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di rumah, sedangkan di pihak lain lingkungan menuntutsi anak untuk memperlihatkan pola yang lain, yang bertentangan dengan pola yang sudah ada, atau sebaliknya. Makin kecil kelompoknya, di mana hubungan-hubungan erat terjadi, makin besar pengaruh kelompok itu terhadap anak, bila dibandingkan dengan kelompok yang besar yang anggota-anggota kelompoknya tidak tetap.
\
2. Keragaman budaya
Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi mental dan moral mereka. Ini terbukti dengan sikap dan prilaku anak didik selalu dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya yang berkembanga di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang negatif.
3. Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat berpengaruh adalah media massamassa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita. elektronik antara lain televisi. Televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam perkembangan melalui acara yang disiarkannya. Media



DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1995,
Drs. Abu Ahamdi & Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Usaha Nasioanal, Surabaya, 1987.
Drs. M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1992.
Dr. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992.
Drs. H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1995, hal. 11.
Drs. H. M. Alisuf Sabri, Ibid, hlm. 41.
Drs. Abu Ahamdi & Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 64.
Ibid, hlm. 66.
Ibid, hlm. 170.
Ibid, hal. 177.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Usaha Nasioanal, Surabaya, 1987, hlm. 14.
Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Nur Uhbiyati, Op. Cit, hlm. 181.
Ibid, hlm. 184.
Drs. M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1992, hlm. 173-174.
Dr. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992, hlm. 44.

Label dari